
Bab 3, "Jahatnya Lidah," mengeksplorasi kekuatan lidah dalam membentuk atau menghancurkan kehidupan. Lidah, meskipun kecil, dapat menjadi senjata yang sangat berbahaya ketika digunakan tanpa pertimbangan, menyebabkan luka yang mendalam melalui kata-kata yang menyakitkan, kebohongan, atau fitnah. Bab ini juga membahas dampak destruktif dari lidah yang jahat pada diri sendiri dan orang lain, serta memberikan langkah-langkah praktis untuk mengendalikan lidah agar digunakan untuk menyebarkan kebaikan dan membangun hubungan yang sehat.
Pengantar tentang Kekuatan Lidah
Lidah adalah salah satu bagian tubuh terkecil, tetapi memiliki kekuatan yang luar biasa besar. Dengan lidah, kita bisa menciptakan keindahan melalui kata-kata yang menginspirasi, memberi dukungan, atau membangun hubungan. Namun, lidah juga memiliki sisi gelap yang tak kalah kuatnya. Ia bisa menjadi senjata yang melukai, meruntuhkan semangat, membunuh reputasi, dan bahkan menghancurkan kehidupan orang lain atau karakter seseorang. Dalam bab ini, kita akan mengeksplorasi betapa jahatnya lidah ketika digunakan tanpa kendali, serta dampak yang dihasilkannya dalam kehidupan kita dan orang-orang di sekitar kita.
Aku pernah merasakan langsung betapa dahsyatnya efek dari lidah yang digunakan dengan jahat. Di masa lalu, aku pernah menjadi korban dari kata-kata yang menyakitkan, yang tidak hanya melukai perasaanku tetapi juga menghancurkan kepercayaan diri yang telah susah payah aku bangun. Kata-kata yang sepertinya sederhana, ternyata memiliki kekuatan untuk meninggalkan bekas luka yang dalam, jauh lebih dalam daripada luka fisik. Kejahatan yang ditimbulkan oleh lidah akan bertahan selama bertahun-tahun dan orang yang ngomong hal tersebut seenaknya saja, kadang mereka lupa dengan apa yang sudah mereka katakan.
Namun, aku juga harus mengakui bahwa aku sendiri tidak selalu menggunakan lidahku dengan bijak. Ada masa-masa di mana, entah karena emosi atau ketidaktahuan, aku mengucapkan kata-kata yang akhirnya melukai orang lain. Setiap kata yang keluar tanpa pertimbangan, ternyata memiliki konsekuensi yang lebih besar dari yang pernah aku bayangkan.
Kejahatan lidah berupa kata-kata yang tidak pantas, amarah, kelicikan, kecemburuan, kegetiran, kritik pedas, gosip, kebohongan dan skandal. Pencurian dan pembunuhan adalah kejahatan yang mengerikan tapi dalam satu tahun, keseluruhan kesedihan, kepedihan, dan penderitaan yang ditimbulkan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kejahatan lidah.
Ditangan para pencuri dan pembunuh, sedikit dari kita yang menderita, bahkan secara tidak langsung. Tapi siapa yang bisa lolos dari semberono seorang teman atau lidah jahat seorang musuh? Tidak ada manusia yang hidup dengan begitu jujur, adil, bersih sehingga tidak tersentuh oleh kebencian atau kebal terhadap racun yang bersumber dari rasa iri. Serangan yang membahayakan reputasi seseorang, sindiran yang menyakitkan, kata-kata yang menjelek-jelekkan, kebohongan kecil yang dilontarkan para bawahan yang cemburu untuk menghancurkan atasannya atau sebaliknya adalah seperti parasit yang membunuh jantung dan kehidupan pohon jati yang perkasa. Metodenya begitu pengecut sembunyi-sembunyi seperti duri-duri menyemprotkan racunnya, begitu tidak ketara, sehingga tidak ada yang mewaspadainya. Lebih mudah mengelak dari seekor gajah dari pada satu mikroba.
Ada bantal yang basah oleh airmata; hati yang hancur dalam kesunyian; pribadi yang lembut, sensitif menjadi terhina dan terluka;sahabat berpisah dan menjadi kehidupan masing-masing dengan harapan terkubur dalam-dalam dan sisa kenangan yang menyakitkan; kesalapahaman kejam yang membuat hidup terlihat kelam semua, ini hanya secuil kepedihan yang ditimbulkan oleh jahatnya lidah.
Seorang yang lebih sukses dibandingkan rekan-rekannya harus siap menjadi target serangan kedengkian karena ketidak mampuan mereka. Itu adalah harga yang harus dibayar atas keunggulannya, Dihadapan lidah yang jahat semuanya serba salah, maju salah, mundur salah, diam pun yang menurut semua orang itu baik dan emas itupun salah karena menimbulkan fitnah dimana-mana, apalagi kita mengikuti omongan mereka tambah salah.
Mengapa Lidah Bisa Menjadi Jahat
Lidah menjadi jahat bukan hanya karena niat buruk, tetapi juga karena kurangnya kesadaran akan dampak dari apa yang kita ucapkan. Dalam banyak kasus, kita tidak menyadari bahwa kata-kata kita bisa memiliki kekuatan yang begitu besar. Seperti api yang kecil tapi bisa membakar seluruh hutan, kata-kata yang keluar dari lidah kita bisa menghancurkan hati dan pikiran seseorang hanya dalam hitungan detik.
Lidah menjadi jahat ketika digunakan untuk berbohong, menyebarkan fitnah, menghina, atau menjatuhkan orang lain. Kata-kata yang diucapkan dengan niat buruk atau tanpa pertimbangan bisa menyebarkan kebencian, merusak hubungan, dan menciptakan ketidakpercayaan. Ketika lidah kita tidak dikendalikan, ia menjadi alat yang berbahaya.
Dampak dari Lidah yang Jahat
Dampak dari lidah yang jahat bisa sangat merusak, baik bagi orang yang menjadi target maupun bagi si pengucap itu sendiri. Berikut beberapa dampak yang sering terjadi:
- Kehilangan Kepercayaan: Sekali kita menggunakan lidah untuk berbohong atau menyakiti, kepercayaan dari orang lain bisa hancur dan sulit untuk dipulihkan.
- Hubungan yang Rusak: Kata-kata yang kasar atau menyakitkan bisa merusak hubungan yang sudah dibangun selama bertahun-tahun, baik dalam keluarga, persahabatan, atau hubungan profesional.
- Dampak Psikologis: Bagi mereka yang menjadi korban dari kata-kata jahat, dampaknya bisa sangat merusak secara psikologis, menyebabkan stres, depresi, dan kehilangan harga diri.
- Penyebaran Kebencian: Lidah yang jahat dapat menyebarkan kebencian di masyarakat, memecah belah, dan menciptakan konflik yang tidak perlu.
Mengendalikan Lidah: Langkah Menuju Kebaikan
Mengendalikan lidah adalah salah satu tindakan paling bijaksana yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki diri dan lingkungan kita. Berikut adalah beberapa langkah untuk mengendalikan lidah dan menggunakan kata-kata dengan lebih bijak:
- Berpikir Sebelum Berbicara: Luangkan waktu sejenak untuk mempertimbangkan dampak dari kata-kata Anda sebelum mengucapkannya. Tanyakan pada diri sendiri apakah kata-kata itu akan membangun atau merusak.
- Berlatih Empati: Cobalah untuk merasakan apa yang akan dirasakan orang lain ketika mendengar kata-kata Anda. Berempatilah sebelum berbicara.
- Gunakan Kata-Kata yang Membawa Kebaikan: Jadikan kebiasaan untuk menggunakan lidah Anda untuk menyebarkan kebaikan, memberikan pujian, dukungan, dan dorongan kepada orang lain.
- Mengendalikan Emosi: Seringkali lidah kita menjadi jahat karena emosi yang tidak terkendali. Belajarlah untuk mengendalikan emosi Anda sebelum berbicara.
- Memaafkan dan Meminta Maaf: Jika Anda menyadari bahwa Anda telah menggunakan kata-kata yang salah, jangan ragu untuk meminta maaf. Memaafkan diri sendiri dan orang lain adalah langkah penting untuk penyembuhan.
Kekuatan Lidah dalam Membangun atau Menghancurkan
Lidah adalah alat yang bisa digunakan untuk membangun atau menghancurkan. Kita memiliki pilihan setiap kali kita berbicara apakah kita akan menggunakan lidah kita untuk menyebarkan kebaikan atau kejahatan. Dengan memahami kekuatan lidah, kita bisa menjadi lebih bijak dalam menggunakannya dan mulai menciptakan dampak positif dalam kehidupan kita dan orang lain.
Kesimpulan Bab 3
Lidah, meskipun kecil, memiliki kekuatan yang luar biasa. Ketika digunakan dengan jahat, ia bisa menyebabkan kerusakan yang mendalam. Namun, ketika dikendalikan dan digunakan dengan bijak, lidah bisa menjadi alat yang kuat untuk menyebarkan kebaikan, membangun hubungan, dan menciptakan kedamaian. Kesadaran akan kekuatan lidah dan dampaknya adalah langkah pertama menuju penggunaan kata-kata yang lebih bijak dan penuh kasih. Dengan merasakan dan memahami Kekuatan Lidah, kita dapat menjalin hubungan yang lebih berarti dan menciptakan kehidupan yang lebih harmonis. Bab selanjutnya akan membahas bagaimana menerapkan pemahaman ini dalam merawat Mawar dengan baik.
Penulis : Say of Art
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
