Exodus part 12

1
1
Deskripsi

Lanjutan dari part 11 Exodus… 

Lanjutan… 

"Kau dan Ayah menganggapku tak memperdulikan mereka dan lebih mementingkan karierku. Aku berusaha mengubah pandangan itu dengan menempatkan keduanya bersamaku di Ray, setidaknya membuatku lebih dekat dengan mereka. Tapi tindakan ini malah membawa bencana. Kalau saja mereka tak disana, kalau saja aku menolak permintaan keduanya. Sekarang keduanya menghilang. Apakah yang kulakukan salah?" Ucap Speron
"Itu hal yang sudah benar tapi sayangnya sangat terlambat. Selama kariermu di militer hingga sekarang, kau selalu meninggalkan mereka. Bukankah suatu hal yang baik jika kau dapat bersama mereka; Dinne selalu mendukungmu dan Cathrine masih butuh figur Ayah. Apa kau tega selalu menyingkirkan keduanya."Ucap Madan
"Kau tak perlu mengaturku dan kehidupan keluargaku. Ingat posisimu, Madan!" Kata Speron berang,"Walau kau saudaraku tapi di pesawat ini, kau adalah bawahan dan aku Komandan. Jadi jangan ikut campur urusan yang bukan kewenanganmu. Bukan kemauanku jika mereka mau ikut dan sudah kukatakan, mereka hanya akan jadi beban bila ada didekatku."
"Yang kau bicarakan itu adalah istri dan anakmu," ucap Madan dengan nada kesal, "Karena kau menganggap keduanya menjadi halangan bagi kariermu selama ini, setidaknya tunjukan kepedulianmu kepada mereka. Kalau saja Dinne dan Cathrine mau ikut denganku, tapi nyatanya keduanya mau mengikutimu karena mereka sangat peduli kepadamu, ingat itu!"
"Hentikan perdebatan kalian! Kehilangan keduanya juga sangat menyedihkanku tapi pertengkaran ini tak membantu menyelesaikan keadaan." Ucap Danair
"Bila yang kau katakan Speron, mereka berada di pecahan kapal dan masih di lubang hitam, berarti peluang mereka bersama penduduk lain masih ada. Kita berdoa semoga mereka semua dapat ditemukan."
"Kita akan melakukan pencarian setelah memperbaiki sistem navigasi kapal ini, tanpanya kita berjalan tanpa tahu arah tujuan."
"Peluang itu sangat kecil jika kalian bersikeras mencari apa yang sulit ditemukan," seru Speron,"Lebih baik jika kita menyelamatkan yang masih ada; penduduk kapal ini bersama kargo yang lain. Bukankah itu tujuan awal ekspedisi ini dilakukan, demi mencari planet dan kehidupan baru bagi umat manusia."
"Pencarian ini dan mendapat awal kehidupan baru, hanya akan terasa pahit bila kita membiarkan mereka yang masih bisa diselamatkan." Ungkap Madan
"Apa yang dikatakan Speron ada benarnya, kita harus kembali ke tujuan kita dan kenapa kita pergi sejauh ini, tapi perkataan Madan tak ada salahnya. Jika kita bisa menemukan penduduk di kapal lain yang tersisa, menjadi kewajiban kita untuk melakukannya." Ucap Danair
"Aku yakin mereka masih ada disana, menunggu untuk diselamatkan."
Terdengar suara di speaker dan menggema di hanggar.
"Panggilan untuk Komandan Danair! Panggilan untuk Komandan Danair! Kami di ruang Kokpit membutuhkan anda segera, ada sesuatu yang muncul dan perlu tindakan anda."
"Hilangkan perselisihan kalian untuk saat ini! Aku tak ingin mendengar lagi keributan disaat kita masih terjebak keadaan  tak menentu.  Apa kau mengerti, Speron, Madan!!!"
"Baik Sir!" Ucap Madan
"Aku mengerti!" Balas Speron
Danair beranjak dari hanggar diikuti para pengawal, lalu menyusul pula Speron bersama prajuritnya. Penumpang; tua dan muda, orang dewasa dan anak-anak keluar dari kapal dan mendapat pertolongan dari pihak medis. Madan yang masih mengamati hiruk pikuk di hanggar beranjak menyusul kemudian menuju kokpit.

"Apa yang kalian temukan?" Tanya Danair
"Ada objek dari timur. Besar dan tak bergerak." Jelas Wakil Komandan
"Apa itu sebuah Planet? Aku berdoa dan juga harapan dari kalian semua bahwa itu Planet yang kita cari." Ucap Danair
"Pengecekan data sedang dilakukan, beberapa menit akan selesai, Sir" ucap operator radar
Beberapa waktu mereka yang berada di Kokpit menunggu, berharap dengan besar dan penuh keyakinan jika Planet yang mereka cari berada dihadapan mereka. Kemudian Tanda di layar menunjukkan pencarian data selesai.
"Menurut data dan pencocokan, sembilan puluh persen itu adalah Planet yang kita tuju. Kabar baiknya, semua susunan dan kandungan Tanah dan Atmosfer tepat sesuai perkiraan.  Namun ada kabar buruk, Sir"
"Kuharap tidak terlalu buruk." Ungkap Danair
"Ini mengenai Gravitasi planet ini Sir, setengah kali lebih rendah di banding di Bumi. Dengan kata lain, bila pesawat ini memasuki Planet, akan meluncur begitu cepat, estimasi kecepatan dua ribu km/jam." Ucap operator
"Itu terlalu cepat! dengan kapal sebesar ini berikut isi didalamnya, tabrakan akan mengakibatkan kerusakan parah atau mungkin tak ada yang tersisa."
" Bagaimana kondisi sistem utama kapal?" Tanya Danair
"Semua berjalan delapan puluh lima persen namun terjadi malfungsi pada sistem roket sayap dan sistem rem utama." Ucap operator cemas
"Buruk sekali! Sama saja kita meluncur seperti roller coaster dari tumpukan gunung sangat tinggi dan tanpa punya rem untuk berhenti." Ucap Danair dengan raut wajah bingung

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Sebelumnya Nuarth ~ Exodus 11
1
2
Ketika semua upaya dilakukan dan Bumi tak bisa diselamatkan. Mereka yang tersisa melihat ke bintang jauh, bermimpi mencari tanah dan planet baru yang menjadi awal kehidupan mereka. Tanpa menoleh dan mengingat masa lalu, eksodus para manusia terjadi. 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan