Tak pernah terbayangkan oleh Azizah menjadi seorang istri dari pria petualang seperti Dewa. Pria terkenal sekampus akibat "SETIA"nya -Setiap Tikungan Ada- bahkan tak jarang wanita yang menangis setelah dua - tiga minggu jalannya. Musuhnya pun bertambah setiap bulannya, bukan hanya karena ke-playboy-annya tapi juga ulah mulut no filter-nya itu yang tak pernah belajar mebuat orang enggan berteman lama dengannya. Dan kini ia menjadi pendamping hidup Azizah untuk waktu yang lama.

Azizah tidak pernah ada masalah dengan Dewa selama kuliah, mereka hanya akan selalu cekcok saat bersama dalam setiap perkumpulan "geng" selepas kelas. Tahulah tiap lingkungan pasti ada yang membentuk grup tanpa sadar dan yap Azizah juga temannya menjadi satu diantranya. Hanya karena sekian lama mereka tidak berkumpul kembali, otak Dewa mungkin agak geser dengan mengajak Azizah menikah.

Candaan yang Azizah kira akan berlalu tidak kunjung reda hingga hari itupun datang. Dewa beserta keluarga datang melamarnya. Entah bagaimana kehidupan pernikahan mereka akan berjalan, namun yang pasti Azizah merasa tenang ketika lamaran itu berlangsung.

Hati yang Berlabuh