14. Suatu Senja di Banaran

Abisatya merasa tak layak mendapat pasangan karena mempunyai keluarga yang kacau balau, dia tidak ingin menyeret pasangannya kelak pada kekacauan keluarganya. Marita perempuan yang merasa cinta itu sesuatu yang tidak diperlukan dalam pernikahan. Cukup saling diuntungkan, maka beres. Reno merasa jatuh cinta di waktu yang salah, yaitu saat dia telah menikah dengan orang lain, dan yang dia cinta juga sudah menikah dengan orang lain.  Dan siapa sangka, tiga orang itu bertemu dan semakin memperumit hidup mereka.                                    ***Di sini, di batas kota ini Ingin kutuliskan surat untukmu Biar engkau mengerti perjalanan hidupku Di dalam menggapai cita-citaLagu lawas yang dinyanyikan Tommy J. Pisa mengisi keheningan dalam mobil yang sedang berhenti di dekat area pemakaman Andin dan ibunya. Yang berputar dalam memorinya adalah kenangan saat ayahnya menceritakan, bagaimana rasa sedihnya, kehilangan mantan istri, dan anak biologis satu-satunya. Abisatya tertawa kecil tapi air matanya membanjir. Menertawai air mata yang belum bisa dikontrol. Di sebelahnya, Marita mengulurkan tissue. "Air mata dan kesedihan bukan aib bagi laki-laki kok, asal nggak ketahuan." Lalu tertawa lebar sendiri.Abisatya terhanyut dalam tawa itu, tawa dari seseorang yang belum pernah jatuh cinta, belum pernah memakai hati, dan terjebak dalam pernikahan yang sebatas status demi dendam semata. "Kita kawan yang saling melengkapi. Saya yang nggak punya hati, harus berteman dengan orang yang terlalu banyak makan hati. Semoga saya bisa belajar memaknai fungsi perasaan saya ya, Pak."Entah bagaimana ujungnya kelak. Entah betul berfungsi atau tidak hati bagi Marita dalam menjalani pernikahannya dengan Reno Wibowo. Entah pula, bagaimana Abisatya Hanenda berupaya melanjutkan hidupnya, dengan membersamai kawan ngopinya ini, Rani Marita Indurasmi.Bagaimana sesama pencari ini, kelak menemukan, bahkan lebih dari yang mereka duga.  Masih dalam rangkaian gerbong, mulai dari Cethik, Digdaya, Wiloka, dan Atma 🤍🤍🤍 Catatan ini dipersembahkan bagi para hati yang setia dalam perjuangan untuk menyembuh dan tersenyum menghadapi skenario terindah dari-NYA  🤍🤍🤍