
"Kau menyukai Jennie kan?"
"A-Apa? Dari mana—"
"Jennie sendiri yang mengatakannya padaku kemarin. Kusarankan sebaiknya kau melupakannya saja"
"Jangan menyuruhku seenaknya, aku akan tetap berjuang. Tidak peduli siapapun yang menyuruhku berhenti karena aku hanya ingin bersama Jennie Noona"
Sooyoung kembali terkekeh, tangannya terulur untuk memberi tepukan ringan di pundak Taehyung seolah memberi kekuatan. "Kau tidak tau apa yang sedang terjadi Taehyung. Sekeras apapun kau berjuang, Jennie akan tetap menjadi milik Sungjae"
|04| Pesta Perayaan
***
"Apa kau akan datang ke pesta itu?"
Taehyung menggidikkan bahunya sebelum kembali melahap tteokbokki yang baru saja Rose buatkan. Mood-nya mendadak turun drastis setelah mendapat pesan undangan untuk menghadiri pesta lajang sekaligus perayaan natal yang Jennie dan Sungjae buat sebelum pernikahan mereka yang katanya akan di selenggarakan kurang dari sebulan lagi. Taehyung awalnya terkejut karena hari pernikahan mereka mendadak dipercepat. Tapi Jennie mengatakan itu sudah menjadi keputusan keluarganya meski sempat mendapat penolakan dari Sungjae.
"Kau harus datang, Tae. Aku akan mendandanimu agar terlihat keren nanti malam. Kita buat Jennie menyesal karena telah memilih lelaki lain" tutur Rose yang membuat Taehyung menyetujuinya tanpa berpikir panjang.
Yang awalnya tampak lesu dan tidak semangat, Taehyung mendadak tertawa cekikikan disertai seringai menyebalkan. Rose yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala. Biar saja, asal dia senang, batinnya.
"Kapan terakhir kali kau bertemu dengan Jennie?" tanya Rose sambil mengunyah makanan favoritnya yang diberi tambahan keju di atasnya.
"Dua hari yang lalu, saat aku sakit" mengambil gelas berisi jus jeruk yang baru Rose letakkan di atas meja, meminumnya dengan cepat untuk mengurangi rasa kering di tenggorokannya. "Bagaimana denganmu?"
"Apa?"
"Kapan terakhir kali kau bertemu Jaehyun?"
"Kenapa membicarakannya? Lebih baik bicarakan yang lain saja, aku tidak ingin membahas lelaki brengsek itu"
Taehyung membulatkan matanya mendengar umpatan Rose, tidak biasanya wanita itu menjelekkan Jaehyun "Ada apa?"
"Aku sudah selesai sarapan, aku pulang sekarang, Tae. Sampai bertemu nanti sore" ucap Rose dengan cepat. Bergegas berdiri dan membereskan barang-barangnya di ruang tamu, melangkah pergi keluar rumah dan meninggalkan Taehyung sendirian seperti biasanya.
Taehyung memilih untuk kembali mengacuhkan sekitarnya. Mengambil satu tteokbokki dengan garpu dan memasukkannya ke dalam mulut dengan tenang, meski hatinya sudah berantakan tak beraturan seperti diterjang badai topan karena masih memikirkan Jennie.
Perhatiannya mendadak teralihkan ketika ponselnya berdering nyaring. Melihat sekilas siapa si pemanggil, Taehyung mengerutkan keningnya ketika mendapati nomor asing yang pernah menghubungi sebelum ia pergi menemui Jennie di bandara sekitar seminggu yang lalu.
Karena penasaran, Taehyung menekan tombol hijau, menggesernya ke atas dan menekan tombol loudspeaker. Sama seperti sebelumnya, tidak ada suara apapun dari seberang sana. Hanya hening, namun sesekali suara gemericik air dan kicauan burung terdengar begitu jelas.
"Sebenarnya kau ini siapa?" tanya Taehyung dengan kesal. Meski orang tersebut tidak mengatakan apapun, tapi hal ini cukup menakuti Taehyung. Ia merasa seperti di teror. "Akan kumatikan teleponnya sekarang jika itu tidak penting"
Setelah menunggu beberapa detik dan tetap tidak ada sahutan, Taehyung langsung mematikan teleponnya dengan tangan yang sedikit bergetar. Ini benar-benar menakutkan..
Jika sebelumnya Taehyung mengganti nomor ponselnya karena tidak suka dengan orang asing yang mengusik, maka sekarang Taehyung membiarkannya karena ingin tahu apa lagi yang akan dilakukan orang tersebut jika tidak dihalangi.
Nafsu makannya mendadak hilang karena ketakutan. Dibereskannya piring-piring yang masih berisi makanan itu untuk dimasukkan ke dalam mesin pencuci piring. Taehyung terdiam memikirkannya, apa ia harus memberitahu Namjoon dan yang lain tentang ini?
Tapi Taehyung juga tidak ingin membebani, lagi pula orang tersebut juga tidak melakukan apa-apa padanya. Hanya menelepon tanpa berbicara hingga menimbulkan rasa penasaran. Tidak ingin membuat dirinya semakin takut karena memikirkan terlalu berlebihan, Taehyung masuk ke kamarnya untuk tidur siang. Semenjak bertemu dengan Jennie yang mengatakan akan menikahi lelaki lain, Taehyung mendadak jadi lebih pemalas dalam urusan kerja dan hal lainnya. Ia benar-benar kehilangan motivasi hidupnya.
***
Untuk kesekian kalinya Taehyung kembali mendapat amukan dari Rose karena tidak bisa diam ketika wanita itu menata rambutnya. Bagaimana mau diam? Taehyung tidak terbiasa dengan penampilan barunya yang terlihat terlalu dewasa.
Memakai sebuah sweater tebal berwarna hitam yang dilapisi dengan jas abu-abu dengan celana bahan berwarna senada, rambutnya di sisir ke belakang menampilkan dahi mulusnya yang selama ini jarang terekspos. Rasanya benar-benar tidak nyaman. Taehyung mereka seperti bukan dirinya.
"Aku tidak nyaman, Rose" ujar Taehyung mencoba bernegosiasi.
"Kalau kau tidak menurut, aku akan mengatakan pada Jennie agar pernikahannya dipercepat lagi menjadi minggu depan. Kau tau? Jennie itu sangat menurut padaku"
Taehyung mengerucutkan Bibirnya, kesal dengan sang sepupu yang sangat suka mengancamnya akhir-akhir ini. Memilih diam dan menerima apapun yang Rose lakukan, Taehyung menyibukkan dirinya dengan game di ponsel daripada harus memperhatikan perubahan dirinya yang terlalu aneh.
Rose sedikit mendorong Taehyung, menyuruhnya berdiri ketika ia rasa sudah cukup untuk didandani. Menurutnya penampilan Taehyung sudah cukup sempurna untuk pergi ke pesta 'mantan'nya. Mengambil botol kaca yang berisikan parfum beraroma vanilla, kemudian di semprotkannya pada seluruh tubuh Taehyung hingga ke kaki. Taehyung jadi terbatuk beberapa kali karena aromanya yang begitu menyengat hidung.
"Kita pergi sekarang" seru Rose sambil menarik lengan Taehyung untuk mengikutinya berjalan keluar rumah.
Memasuki mobil dengan gerutuan sebal, lantas Taehyung segera melajukan mobilnya membelah jalanan, menuju rumah Jennie yang memang di persiapkan untuk jadi tempat pesta.
Sepanjang perjalanan Taehyung berusaha menguatkan hatinya agar tidak terluka lagi saat melihat Jennie dengan calon suaminya. Bukan berarti ingin melupakan dan merelakan Jennie untuk lelaki lain, tapi Taehyung hanya tidak ingin mengacaukan pesta besar yang pasti mengeluarkan banyak biaya. Bisa-bisa nanti Jennie semakin membencinya.
"Rose, nanti kau bersama siapa?"
"Apanya?"
"Saat di pesta nanti, pasanganmu siapa? Bukankah setiap orang yang datang harus berpasangan?"
"Tentu saja denganmu, memang dengan siapa lagi? Kau kan juga datang sendiri" ketus Rose sambil membuang pandangan ke jalanan luar.
Merotasikan bola matanya dengan malas, kemudian Taehyung menghentikan mobilnya di tepi jalan untuk berbicara lebih serius, "Kau tidak mengajak Jaehyun?"
"Taehyung jangan membahasnya, kumohon"
"Jimin hyung?"
"Untuk apa aku mengajaknya? Aku dan jimin hanya rekan kerja, tidak terlalu dekat untuk bisa mengajaknya pergi ke pesta. Memangnya ada apa denganmu? Kau sudah mempunyai pasangan ya? Sudah melupakan Jennie? Lalu untuk apa aku susah-susah mendandanimu tadi?"
Rose terus berceloteh panjang, tidak membiarkan Taehyung mengucapkan sepatah katapun untuk menyela ucapannya. Suara cemprengnya benar-benar melukai telinga. Mengulurkan tangan pada wanita berisik di sampingnya, kemudian Taehyung menutup mulut wanita itu dengan cepat agar berhenti mengoceh tak jelas.
Menarik nafasnya dalam-dalam sebelum mulai menjelaskan secara singkat, "Tadi siang setelah kau pulang, Sooyoung Noona mengirimiku pesan dan mengajakku untuk pergi bersama—"
"Jadi kau akan bersama Sooyoung?" tanya Rose setengah berteriak karena kesal Taehyung tidak memberitahunya lebih dulu.
"Kau bisa diam dulu tidak sih? Aku kan tidak bilang menerima ajakannya"
"Lalu apa?"
"Kubilang aku tidak tau karena belum bertanya apapun padamu, takutnya nanti kau juga datang sendiri, jadi aku menyuruhnya untuk menunggu kabar dariku. Ternyata aku benar kan? Kau memang sendirian"
Sekitar sedetik kemudian sebuah senyum manis terukir di wajah cantik itu. Tanpa peringatan ia memeluk Taehyung dengan erat sambil mengucapkan berbagai macam kalimat manis untuk berterima kasih. Setelah berhasil melepaskan diri dari jeratan Rose, Taehyung dengan cepat menginjak pedal gas.
Selama perjalanan Rose tidak henti-hentinya bercerita, mulai dari kelucuan yang dialaminya saat membeli bahan makanan di supermarket sampai kucing tetangganya yang baru melahirkan menjadi topik pembicaraannya. Taehyung hanya menanggapinya dengan anggukan dan guMaman singkat. Tidak berani berucap berlebihan, takutnya salah bicara dan berakhir membuat Rose kembali mengamuk padanya.
Dihentikannya mobilnya di depan pagar rumah Jennie yang malam itu mendadak jadi tempat parkir. Melangkah masuk ke dalam ruang pesta sambil berpegangan tangan, Taehyung dan Rose sama-sama memasang ekspresi jengkel ketika melihat sang pujaan hati bersama dengan yang lain—Jennie yang terlihat sangat manis dengan Sungjae dan Jaehyun yang terus menempel dengan Yeri.
Niat hati ingin pergi ke pesta untuk bersenang-senang dan membuat Jennie menyesal karena telah melupakan Taehyung, tapi yang terjadi justru mereka yang menyesal karena nekat mendatangi pesta itu.
"Rose itu Jae—"
"Kubilang jangan membahasnya! Biarkan saja, anggap kau tidak pernah melihatnya. Sekarang lebih baik kita cari makanan dan minuman, aku lapar" ucapnya sambil menarik Taehyung untuk melangkah menuju meja besar berisi berbagai macam hidangan.
Seolah menunjukkan seburuk apa suasana hatinya, Rose mengambil semua jenis makanan yang tersedia dan meletakkannya di atas piring. Taehyung yang awalnya merasa lapar mendadak kenyang hanya dengan melihat kerakusan Rose.
"Aku akan menunggumu di meja sebelah sana" ucap Taehyung sambil menunjuk sebuah meja kosong yang ada di seberang kanan mereka. Rose hanya menganggukkan kepalanya sebelum kembali melanjutkan memilih-milih makanan.
Baru satu langkah Taehyung menjauh, Rose kembali memanggilnya yang membuat Taehyung menoleh dengan cepat karena tidak ingin membuat marah. "Kau tidak mau mengambil sesuatu untuk dimakan?"
"Tidak. Aku sudah kenyang"
"Baiklah kalau begitu duluan saja, aku akan menyusul nanti"
Taehyung kembali melangkahkan kakinya, menggeser salah satu kursi dan duduk di sana dengan perasaan kesal ketika matanya tidak sengaja melihat Jennie yang sedang bermesraan dengan Sungjae. Ketika dirinya merasa mulai jengah menunggu Rose yang belum juga selesai memilah makanan, seseorang menghampirinya sambil tersenyum kelewat manis.
Sooyoung menarik kursi di samping Taehyung dan mendudukinya tanpa permisi. Masih memasang senyum manisnya, Sooyoung kemudian terkekeh singkat yang membuat Taehyung mendadak merasa sedikit ketakutan.
"Kupikir kau tidak akan datang saat kau mengatakan tidak bisa pergi bersamaku satu jam yang lalu. Tapi ternyata kau ke sini bersama Rose. Kau nekat"
Taehyung mengernyit ketika mendengar dua kata terakhir yang Sooyoung ucapkan, "Apa maksud Noona?"
"Kau menyukai Jennie kan?"
"A-Apa? Dari mana—"
"Jennie sendiri yang mengatakannya padaku kemarin. Kusarankan sebaiknya kau melupakannya saja"
"Jangan menyuruhku seenaknya, aku akan tetap berjuang. Tidak peduli siapapun yang menyuruhku berhenti karena aku hanya ingin bersama Jennie Noona"
Sooyoung kembali terkekeh, tangannya terulur untuk memberi tepukan ringan di pundak Taehyung seolah memberi kekuatan. "Kau tidak tau apa yang sedang terjadi Taehyung. Sekeras apapun kau berjuang, Jennie akan tetap menjadi milik Sungjae"
Taehyung memilih mengabaikannya karena tidak ingin berucap kasar pada Sooyoung yang telah membuat suasana hatinya menjadi semakin buruk hanya karena beberapa kalimat. Namun sepertinya Sooyoung tidak menyerah untuk mengajaknya berbicara. Wanita itu malah menghapus jarak mereka, semakin merapatkan kursinya dan Taehyung, kemudian membisikkan sesuatu yang berhasil membuat Taehyung terdiam kaku—sedikit tidak percaya dengan pendengarannya.
"Jika kau benar-benar ingin berjuang, maka akan kuberitahu satu rahasia yang mungkin akan membuatmu semakin bersemangat—"
berhenti sejenak untuk mengecup pipi Taehyung ketika dirasanya ada seseorang yang memperhatikan, Sooyoung kembali melanjutkan kalimatnya ketika melihat Taehyung ingin protes dengan apa yang baru saja ia lakukan.
"—Jennie dan Sungjae tidak pernah saling mencintai"
***
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
