
Di usia tiga puluh, Khalif merasa waktunya telah sampai. Hidupnya sudah cukup stabil—pekerjaan tetap, rumah kecil yang nyaman, dan tabungan yang ia siapkan bukan untuk kesenangan pribadi, melainkan untuk masa depan yang lebih bermakna. Tapi ada satu hal yang belum ia miliki: teman hidup.
Bukan karena ia belum ingin, tapi karena belum menemukan seseorang yang membuatnya merasa yakin. Ia tak sedang mencari yang sempurna, atau yang pintar bicara soal cinta. Ia hanya ingin seorang istri yang mau tumbuh...
ISTRI MAGANG
0
0
4
Berlanjut
Di usia tiga puluh, Khalif merasa waktunya telah sampai. Hidupnya sudah cukup stabil—pekerjaan tetap, rumah kecil yang nyaman, dan tabungan yang ia siapkan bukan untuk kesenangan pribadi, melainkan untuk masa depan yang lebih bermakna. Tapi ada satu hal yang belum ia miliki: teman hidup.Bukan karena ia belum ingin, tapi karena belum menemukan seseorang yang membuatnya merasa yakin. Ia tak sedang mencari yang sempurna, atau yang pintar bicara soal cinta. Ia hanya ingin seorang istri yang mau tumbuh bersama—yang melihat pernikahan bukan sebagai tujuan akhir, melainkan awal dari proses panjang yang penuh jatuh bangun.Hingga suatu hari, datanglah nama Alya—gadis 23 tahun, adik dari rekan kerjanya. Awalnya Khalif ragu. Terlalu muda, pikirnya. Terlalu polos. Tapi saat proses ta'aruf, Alya menatapnya dan berkata jujur, "Saya belum siap jadi istri. Tapi saya ingin belajar."Di titik itulah hati Khalif tergerak. Bukan oleh keberanian Alya, tapi oleh kejujuran dan niatnya yang tulus.Pernikahan mereka berlangsung tanpa drama, tanpa janji cinta yang berlebihan. Hanya niat yang lurus, restu keluarga, dan doa yang tak putus. Tapi kehidupan setelah akad ternyata jauh dari kata mudah. Menikahi perempuan yang belum tahu cara mengupas bawang, ternyata lebih menantang dari semua negosiasi proyek yang pernah ia hadapi.Alya menyebut dirinya sendiri "istri magang" karena semua ia pelajari dari nol—dari memasak, menyetrika, hingga mengelola perasaannya sendiri. Dan Khalif, tanpa sadar, ikut belajar kembali tentang makna menjadi suami: menjadi pemimpin yang tidak memaksa, pembimbing yang tidak menggurui, dan teman yang sabar dalam setiap proses.Dalam kekacauan kecil—telur gosong, pakaian luntur, hingga tangis tengah malam karena merasa gagal—Khalif menemukan keindahan yang selama ini tak ia bayangkan: bahwa cinta tak selalu datang tiba-tiba, tapi tumbuh pelan-pelan dalam ruang yang diberi aman, waktu, dan niat baik.Ini merupakan kisah dari seorang pria yang menikah bukan karena jatuh cinta, tapi karena percaya bahwa rumah tangga adalah tempat saling membentuk. Dan bahwa cinta sejati sering kali lahir bukan dari kesempurnaan, tapi dari keberanian untuk terus mencoba—bersama.________________GENRE: Romance, Islami, Comedy
137,544 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
THE CRIMSON DUSK [FULL PART]
1
0
Di sebuah wilayah perbatasan bernama Crimson Ridge, tempat di mana hukum dibeli dan peluru lebih dipercaya daripada kata-kata, hidup seorang wanita muda dari keluarga bangsawan terhormat: Eveline de Rotham. Lahir di tengah kekayaan, dipoles dengan etika dan bahasa yang lembut, Eveline adalah lambang kemurnian di dunia yang membusuk. Namun di balik gaun sutranya dan senyum sopan, tersimpan luka lama yang tak pernah sembuh—dan ketakutan akan masa depan yang telah diatur tanpa suara hatinya.Ayahnya, Gerald de Rotham, telah menjanjikannya kepada seorang pria kejam bernama Baron Whitaker—pemilik tambang dan penguasa bayangan di wilayah barat. Perjanjian itu adalah upaya menyelamatkan kejayaan keluarga Rotham dari kehancuran finansial. Eveline tak diberi pilihan, hanya perintah. Namun pada malam sebelum pernikahan, ia melarikan diri, menyamar sebagai pelayan dan menghilang ke padang pasir tandus yang tak bersahabat.Nasib membawanya ke hadapan seorang pria yang bahkan lebih berbahaya dari siapapun yang pernah ia temui: Tuan Silas Kane, mantan penembak jitu Angkatan Berseragam Merah, kini buronan yang dicari karena pembunuhan brutal terhadap atasannya. Luka di bahunya belum sembuh, matanya menyimpan kehampaan, dan lidahnya lebih tajam daripada belatinya. Ia tidak menginginkan teman, apalagi beban seperti Eveline. Namun ia terlalu terluka untuk menolak suara hati yang pelan-pelan terbit saat menatap perempuan itu.Eveline, yang terbiasa dilindungi, kini harus belajar menunggang kuda, menembakkan senapan, dan menyembunyikan nama aslinya dari semua orang. Sementara Silas perlahan merasakan sesuatu yang tak lagi ia percaya: keinginan untuk hidup bukan demi balas dendam, tetapi demi seseorang.Namun dunia Crimson Ridge tidak melupakan dosa. Baron Whitaker mengirim pemburu hadiah, untuk memburu mereka. Sedangkan Eveline mulai menyadari bahwa pernikahannya bukan sekadar politik, tetapi bagian dari rencana lebih besar—menguasai tanah merah tempat Silas lahir dan keluarganya dibantai.Darah, cinta, dan pengkhianatan menumpuk di jalanan tanah merah. Ketika Eveline akhirnya tahu siapa sebenarnya Silas—dan apa yang ia lakukan di masa lalu—ia harus memilih: kembali ke kehidupan lamanya dan mengorbankan pria yang ia cintai, atau berjuang bersama Silas dalam pelarian yang bisa berakhir di ujung tali gantung.Dan dalam debu senja, ketika suara peluru bersahut-sahutan dengan irama jantung yang kacau, Eveline pun bertanya:
Apakah cinta bisa bertahan di dunia yang diciptakan untuk membunuhnya?---Apakah kau tahu, Tuan Kane, ucap Eveline dengan suara serak, bahwa aku lebih takut pada pernikahan daripada senapan yang mengarah ke dahiku?Silas tidak menjawab. Ia hanya menatapnya lama, kemudian menghela napas. Begitu pun aku, Nona Eveline. Tapi setidaknya peluru hanya menyakitkan sekali.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan