Doa itu Enggak Guna, Katanya

1
0
Deskripsi

Untuk kita yang pernah atau sampai sekarang merasa kalau doa itu memiliki peran yang sangat kecil atau bahkan menganggapnya tidak berguna, doa itu cuma buat orang-orang yang sangat-sangat beriman dan doa itu hanya dikabulkan jika kita sudah bertobat. Sungguh, percayalah, Tuhan yang maha penyayang, tingkat rasa sayangnya pada kita jauh lebih besar daripada tingkat rasa sayang semua ibu di dunia.

Untuk kita yang pernah atau sampai sekarang merasa kalau doa itu memiliki peran yang sangat kecil atau bahkan menganggapnya tidak berguna, doa itu cuma buat orang-orang yang sangat-sangat beriman dan doa itu hanya dikabulkan jika kita sudah bertobat. Sungguh, percayalah, Tuhan yang maha penyayang, tingkat rasa sayangnya pada kita jauh lebih besar daripada tingkat rasa sayang semua ibu di dunia.

Kita pastinya juga pernah mengeluh, "Sudah doa ribuan kali, tapi hidup masih nampak tidak ada perubahan baik yang signifikan." Maka, tulisan ini dipersembahkan untuk aku, kamu dan kita semua.

Cerita Tentang Doa

"Doa itu tidak berguna," kata salah seorang teman di dalam kamar. Saat dia dan saya sedang berbicara panjang lebar tentang apa saja isi Bumi ini. "Apa guna doa tanpa berusaha?" sambungnya. Tidak ada perdebatan panas di saat kita berbincang.

Teman saya menyebutnya sebagai percakapan yang dalam dan sarat makna. Menurutnya, pembicaraan yang dalam adalah menyinggung kehidupan dan kematian. Apa-apa saja yang ada di dalam kehidupan selalu dipertanyakan kebenarannya. Seperti takdir, nasib, keadilan, jodoh, media hiburan, sifat makhluk, agama, ras, asal-usul, sejarah, bahkan bercerita soal Nabi. Juga menyinggung soal kematian. Tentang bagaimana rasa sebenarnya dari surga dan neraka, kapan kita bisa ketemu nabi, pohon buah apel di surga tingginya berapa meter, apa saja oufit of the day di surga, apa saja yang bisa kita minta pada Tuhan nanti, atau apakah kita akan bertemu dengan guru agama kita di surga kelak.

Maka, di suatu malam di mana saya menginap di rumahnya, kita menyinggung perihal doa kepada Tuhan. Bahwa menurutnya, doa adalah sesuatu hal yang hanya bisa membuat kita tenang, sisanya ya tergantung orang dalam. Semua tampak tidak adil walaupun komat-kamit doa dipanjatkan selama satu abad lamanya.

"Halah, doa hanya berlaku untuk orang saleh!" Begitu dia menyanggah saran saya.

Lalu, begini saran saya, "Perbanyak doa, Kawan. Tenan. Bahagiamu sedang dibentuk."

Teman saya yang bebal itu tetap bersikeras dengan pendapatnya sendiri. Sambil menghisap rokoknya, dia berujar lagi, "Sudahla! Yang penting adalah ibadah dulu, berdoa kalau aku sudah sadar diri saja. Aku kebanyakan maksiat kok berani-beraninya berdoa. Memangnya aku siapa?"

Padahal, beberapa Minggu yang lalu dia membuat sebuah cerita kabar di aplikasi WhatsApp. Begini kira-kira bunyinya, "Pendosa punya masa depan dan orang saleh punya masa lalu." Malah enggan buat berdoa, lalu apa yang dia maksud dengan masa depan?

Teman saya yang satu itu adalah tipe manusia yang keras kepala. Berani berujar, tapi takut dengan kebenaran. Karena kalau sudah tahu kebenarannya, dia takut tidak bisa berbuat maksiat lagi. Iya, memang, sesuatu yang dilarang kadang-kadang nikmat untuk dilakukan. Seperti tipe orang yang menginjak rumput di suatu taman yang tidak boleh diinjak meskipun sudah terpampang nyata dan jelas bahwa rumput itu tidak boleh dipijak, tapi sayangnya keinginan dan penasaran mengalahkan peraturan tersebut.

Menyambung perkara di paragraf paling atas, mengenai doa. Sebenarnya saya bisa-bisa saja mendebat teman saya yang goblok itu sampai mati kata, tapi nanti waktu nonton film bareng, suasananya bisa canggung. Sejak saat itu saya biarkan dia berpendapat sesukanya dan saya akan menjawab sebisa yang saya tahu. Kalau orang seperti itu tetap ngotot, ya let it go saja.

Kegunaan Doa Pada Kenyataannya

Satu pemikiran tentang doa yang selalu saya anggap benar. Bahwa doa sudah dikabulkan sejak manusia belum berdoa. Di semua kitab juga Tuhan itu maha segalanya. Maha plot twist, maha menebak, maha menyutradarai skenario manusia, maha awal dan yang hebat lagi adalah maha tahu. Beberapa orang percaya kalau Tuhan sudah tahu manusia hendak mengajukan doa seperti apa. Manusia berdoa sebanyak berapa kalimat, akan berdoa di mana, di sebelah kanannya ada siapa, sebelum berdoa dia makan apa, Tuhan pun tahu itu. Bukan menebak, lebih ke arah mempercayai kalau kekuatan maha tahu Tuhan itu sangat di luar kemampuan berpikir manusia. Seakan-akan dia sudah menyiapkan apa saja doa yang mau manusia rapalkan sebelum manusia itu sendiri keluar dari rahim. Manusia tinggal mengambil doa itu. Sisanya tinggal menunggu dikabulkan di dunia, atau di alam paling atas sana.

Contoh sederhananya seperti ini. Alex Noerdin di tanggal 31 Februari nanti akan berlibur bersama teman-temannya ke Dieng. Naik motor dan membawa segala barang-barang penting lainnya. Alex Noerdin menyempatkan ke tempat ibadah terlebih dahulu sebelum berangkat ke tujuannya. Dia berdoa agar perjalanannya selamat sampai ke tujuan. Agar nanti dia bisa melakukan bincang malam sambil merokok dengan teman-temannya.

Sebelum motor dihidupkan, Alex Noerdin berkata pada temannya, "Sial, aku kemarin mimpi buruk! Kita nanti jatuh menabrak tumpukan ban karet!"

Temannya malah tertawa dan bertanya, "Hubungannya apa?"

"Aku takut kalau nanti kita tiba-tiba kecelakaan di pertengahan jalan!"

Temannya pun hanya mentertawakan Alex dan akhirnya mereka pun melaju kencang menuju tempat tujuan. Sepanjang perjalanan, Alex sering bergetar dan mulutnya terus memanjatkan doa agar mimpi buruknya itu tidak tiba-tiba jadi kenyataan. Di sinilah letak permasalahannya. Bahwa Alex lupa kalau dia sudah berdoa.

Poinnya adalah, doa Alex kemungkinan sudah dikabulkan Tuhan jauh-jauh hari. Bahkan sebelum Alex diajak teman-temannya untuk pergi ke Dieng. Tuhan sudah menyiapkan doa itu untuk Alex dan Alex hanya perlu mengeksekusi lewat mulut dan hati. Sisanya tinggal menunggu dikabulkan Tuhan. Cara Tuhan mengabulkan doa Alex pun seperti sudah tertata skenarionya dan berkaitan satu sama lain. Sangat-sangat berkoherensi.

Anggap saja temannya Alex yang mengendarai motor itu bernama Sam. Sam bersekolah di SMA Biji Padi. Begitu juga dengan Alex yang kebetulan juga bersekolah di SMA Biji Padi. Mereka kenal dan dekat, kenal karena sama-sama suka berkelana di seluruh kota. Akhirnya mereka punya segudang agenda untuk pergi keluar kota untuk menikmati alam yang tersedia. Sam tidak hanya suka berwisata, dia juga mantan pembalap motor ilegal yang sudah tobat. Kemampuannya dalam menggosek aspal tidak diragukan lagi. Sedangkan Alex, dia adalah mantan anak Pramuka yang sangat memahami alam dan bertahan hidup di alam. Mereka sudah seperti satu paket traveller profesional.

Di situlah awal di mana Tuhan sudah mengabulkan doa Alex Noerdin dari jauh-jauh hari. Dia suka bermain di alam bebas, tidak jago mengendarai motor di jalanan yang curam, suka mimpi buruk dan pesimis dengan hidupnya. Dia dipertemukan oleh Sam yang jago mengendarai motor, optimis dan juga suka berwisata. Pada akhirnya, mereka berhasil pulang pergi dengan selamat.

Itu adalah salah satu cara terbaik Tuhan dalam mengabulkan doa hambanya. Tidak hanya sekadar mengabulkan, tetapi manusia juga dipertemukan oleh orang-orang yang tepat agar doa itu semakin masuk akal untuk diterima oleh akal sehat. Sebab hampir tidak mungkin orang seperti Alex mendapatkan mukjizat yang sifatnya ajaib. Alex Noerdin selamat karena berdoa, Sam selamat karena mau tobat dari balapan liar. Tuhan pun pada akhirnya melihat mereka bersenang-senang dengan tersenyum di langit paling atas sana.

Akan berbeda kronologinya jika Sam tidak pernah latihan motor dengan tekun. Bisa saja tingkat kematian mereka lebih tinggi daripada tingkat keselamatan. Dengan kata lain, Tuhan juga bisa mengabulkan doa hambanya melalui tobat orang lain, kemampuan orang lain, pertemuan, perjumpaan dan lain-lain.

Seperti itu kira-kira.

Sekadar tambahan. Alex Noerdin adalah teman saya yang malam itu berkata, "Doa itu tidak berguna." Beberapa hari kemudian dia terkekeh dan bilang pada saya, "Aku selamat!"

Mungkin beberapa dari kalian masih mempertanyakan perihal doa. Aku pun terkadang begitu. Namun, aku tidak ingin menjadi orang yang munafik. Aku yang menulis ini, tapi malah mau meragukan doa. Sungguh, doa lebih ajaib dari semua cerita dongeng di dunia.

"Sebab, kalau yang diharap harus cepat ada, maka doa akan kehilangan identitasnya."

Tugas manusia adalah berdoa dan terkejut ketika doa itu sudah ada di depan mata. Tuhan hanya ingin kamu lebih bersabar lagi. Agar ketika doa sudah sampai di depan dirimu, kamu bisa sangat jatuh cinta pada-Nya. Itulah yang Tuhan mau, yaitu agar semua hamba-Nya jatuh cinta pada diri-Nya.

Kita.

 


 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Jadilah Kartu AS di Keluargamu
0
0
Sampai saat ini, mungkin semua orang itu adalah kartu AS, tetapi dalam peran yang berbeda-beda. Dia mungkin berperan sebagai penghibur dan pelipur lara untuk keluarganya, dia mungkin adalah sosok paling berkesan dengan segala motivasinya yang bisa membuat keluarganya kembali bersemangat. Dia mungkin adalah orang paling menggemaskan yang secara tidak langsung memberikan asupan dopamin untuk semua anggota keluarga. Lalu, dia mungkin saja adalah orang yang menjadi tulang punggung paling berjasa untuk keluarganya. Semua memiliki versi kartu AS-nya masing-masing. Tanpa melupakan syaratnya, yaitu selalu berbuat baik yang semestinya dan sewajibnya ia lakukan.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan