
“Jadi kamu mau bilang kalau dia itu ibu peri, terus kamu itu pangeran tidur?” Apa Kelana ingin menciptakan dongeng murahan semacam putri tidur padanya?
“Iya, bener!” Kelana menjentikkan jemarinya. “Apa mungkin, ya, Ra, cara satu-satunya aku bangun dengan mendapatkan ciuman dari cinta sejati.”
Adara makin memicing. Bahunya perlahan naik turun karena tarikan napas yang mulai tak beraturan. “Kamu mau cerita omong kosong biar aku nggak sedih?”
Kelana gelagapan. “Iya. Eh, tapi ini bukan omong kosong, Ra....
Ada chapter baru minggu ini!
Ketempelan Mantan
117
23
20
Berlanjut
"Cium aku, Ra!"
Ciuman dari cinta sejati dapat menghidupkanmu kembali.
Itu seperti sebuah tagline dalam cerita dongeng. Namun bagaimana jika seorang Kelana Rimba mengalami hal itu?
Ya, gentayangan dan tak bisa kembali ke tubuhnya yang koma, Kelana Rimba harus mencari ciuman sejati. Namun bagaimana bila satu-satunya orang yang dapat melihatnya adalah Adara Mutia Hanan, sang mantan pacar dari cinta pertamanya dahulu.
Lalu, bagaimana hidup seorang Adara Mutia Hanan yang adem ayem kemudian berubah menjadi bencana kala dirinya diikuti sosok paling mengerikan dalam hidupnya yang tak lain dan tak bukan adalah sang mantan pacar.
"Najis! Mau kamu nggak hidup lagi, aku nggak peduli!"
Jelas Adara menolak permintaan konyol arwah mantan pacarnya.
Namun, karena penolakannya itu, Adara harus rela dirinya diikuti sosok Kelana Rimba yang sibuk mencari ciuman sejati untuk dapat hidup kembali.
Apa selamanya Adara tidak akan mencium Kelana?
Ah... tapi 'kan Kelana punya tunangan!
Aaaaarrrggghhh... Adara benci Ketempelan Mantan!
2,764 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Ketempelan Mantan
Selanjutnya
Ketempelan Mantan (Bab 18)
5
1
“Cium aku, Ra!”Hampir saja Adara menyemburkan minuman cokelat yang ada di mulutnya. Iya, hampir dan tidak jadi menyembur, namun karena ucapan frontal itu, Adara sampai tersedak dan sebagian minuman cokelat itu bukannya masuk ke kerongkongannya, justru masuk ke saluran hidungnya─membuat Adara terbatuk-batuk dan merasakan sakit di pangkal lubang hidungnya. “KELANAAAAAA!!!” jerit Adara menaruh kasar gelas minumannya di meja bulat di sampingnya lalu melempar bantal kotak yang ada di pangkuannya ke arah pria yang sejak kemarin rasanya ingin Adara kerangkeng saja.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan