
Yahoo~
Halo semuanyaaaa, maaf baru bisa up lagi sekarang karena satu dan hal lainnya. Semoga masih ada yang menanti kisah Dewa dan Azizah yah...
Selamat membaca~
Bab 4
***~***
"DEWA!! Kamu ngapain tidur disebalah aku?!!" aku terbangun karena tubuhku terasa berat, sepasang tangan memelukku erat dan kakiku dihimpit rasanya sesak.
"Dewa ih bangun!!!" teriakku lagi.
"Kenapa sih ribut banget!" balasnya sambil nutupin mukanya pakai selimut.
"Siapa suruh kamu tidur nempel - nempel." lanjutku heran, perasaan semalam dia ga di kasur tidurnya.
"Yang penting sama muhrim, ngga sama cewe lain. Aww!!" aku jitak aja tuh kepalanya dan aku tinggal ke kamar mandi.
"Kok ga ajak shalat bareng sih Zah? Pahala berlipat loh." Suara berat itu mengagetkanku selepas aku shalat subuh. Aku kira dia tidur lagi.
"Tau ah!"
"Hmmm pagi - pagi ga boleh cemberut, apalagi sama suami sendiri." aku membeku begitu tangannya mengelus kepala aku pelan. Duhhh kan deg degan lagi, masih belum biasa nih jantung kayanya.
Selagi dia masuk kamar mandi, aku nyiapin alat shalatnya dan pindah ke kasur buat baca salah satu buku koleksiku. Diam - diam aku meliriknya saat shalat, kalo liat dia gini si bawaannya adem ya.
Mana tubuhnya juga sedep sedep gimana gitu, dada bidang punggung lebar tinggi pula. Soal wajah si jangan ditanya emang ganteng dia. Kaya emang paling enak di peluk sambil -- Astagfirullah otak aku ayo berenti! ini pasti gara - gara racun trio sengklek.
"Hoy, malah ngelamun! Abis bayangin apa hayo?!" Hah aku ga sadar mukanya udah ada di depan aku sambil mesem - mesem.
"Ga bayangin apa apa." Elakku dan kembali membaca buku. Dia senyum sambil rebahan di sebelah aku. Aku berusaha menenangkan jantung aku yang balik lagi dag dig dug aneh.
“Zah, kamu mau hadiah apa nanti ulang tahun?”
"Hah? Sejak kapan kita rayain ulang tahun."
"Ngga sih, aku cuman mau kasih hadiah aja buat kamu."
"Buat apaan? Barang yang waktu itu dibeli aja belum semua kepake loh."
"Buat terimakasih aja, atm aku masih gendut soalnya nih." aku memutar mata malas. Mulutnya mulai lagi.
"Sombong amat, nanti Allah ambil semuanya baru tahu rasa."
"Emang kamu mau suami kamu miskin."
"Mending miskin dari pada kaya tapi congak macem kamu."
"Ampun iya iya, bener ih kamu mau apa?"
Kenapa sih ni orang maksa banget, kalo masih ngasih hadiah kan kasih aja ya. Aku balik baca buku, tak lama dia duduk sambil liatin aku.
"Cepet si mau apa?"
Aku menutup bukuku dan balik menatapnya, "Ini karena kamu maksa ya, aku pengen umroh aja."
"Oke! Bulan depan kita umroh ya."
Aku melongo semudah itu ya dia keluarin uang. Hah tahu gitu dari awal aja kali aku minta umroh yah. hehehe
***~***
Sejak Dewa berjanji akan berangkat umroh, dia semakin sibuk adakalanya dia baru pulang dari kantor tengah malam. Pertemuan dengan Azizah juga malah semakin jarang, belum lagi toko kue milik Azizah sedikit mengalami penurunan akibat bahan baku yang dipesan salah.
Faiz penanggung jawabnya hanya tertunduk merasa bersalah. Beberapa karyawan yang ikut andil pun hanya bisa diam di luar ruangan sang bos cemas jika gaji mereka mungkin saja akan di potong.
"Faizzz.... baru kali ini kamu sampe salah pesan." Akhirnya Azizah bersuara setelah melihat grafik penjualan dan ulasan terbaru dari para pelanggan tetapnya.
"Ii..iyaa bu, saya mohon maaf karena kurang teliti waktu pesan."
Azizah mengangguk, "Ya sudah, lagi pula bahannya masih tetap bisa kita pakai. Kita pesan ulang saja bahan baku untuk menu yang lain. Untuk bahan yang salah kita pakai untuk mengembangkan menu baru. Hari ini menu yang terlajur dibuat kita diskon aja 30% dan yang makan di tempat tolong kasih free slice cake aja. Sisanya biar saya bicarakan dengan Jihan."
"Bu maaf, apa saya akan di potong gajinya?"
"Kamu memang mau saya potong?"
"Eh.. ngg,,,ngga si bu."
"Ya sudah kalo gitu, gaji kamu tidak di potong. Kamu cukup intropeksi diri dan jangan mengulangi hal yang sama."
"SIAP Bu! Faiz bakal bikin menu best seller dari bahan yang salah itu." Ucapnya kelewat seneng. Azizah tertawa melihat pria muda itu dan pamit untuk kembali bekerja. Azizah menyenderkan punggungnya ke kursi, bukan hanya Faiz yang intropkesi tapi juga dia karena tidak memantau tokonya dengan benar.
Drrt~ Drrt
Ponselnya terus bergetar bukan karena telepon masuk tapi sebuah pemberitahuan masuk terus menerus membuatnya penasaran. Sebuah DM masuk dari akun @Kittybloom
Azizah mengernyit tak mengenal akun tersebut.
Isi pesannya juga kasar bahkan sampai mengatainya PHO. Dia tidak ingat telah merusak hubungan seseorang. Tapi satu - satunya yang masuk akal adalah pemilik akun itu pasti pernah berhubungan dengan Dewa.
Gadis itu memilih untuk mendiami akun itu, biar dia klarifikasi lebih dulu dengan Dewa nanti. Dia juga sudah menebak hari ini akan terjadi dimana seseorang mungkin saja akan menerornya karena menikah dengan Dewa.
***~***
"Assalammualaikum." Azizah sampai di rumah aga malam. Dewa yang ternyata sudah berada di rumah langsung menghampirinya dan mengambil tas juga kunci mobil milik Azizah. Gadis itu heran dengan tingkah suaminya.
"Wah, tumben kamu masak?" tanya Azizah begitu sadar makanan tersajadi lengkap di atas meja makan. Azizah mengambil salah satu makanan untuk dicoba. Ternyata Dewa pintar masak.
"Gapapa, pengen aja. Kamu mau langsung makan atau mandi dulu?" tanya Dewa kelewat sumringah.
Azizah mengernyit, "Kamu kenapa sih, seneng banget kayanya."
Dewa hanya tersenyum membuat Azizah semakin bingung dibuatnya. Azizah akhirnya duduk di kursi makan diikuti Dewa yang masih aja menatapnya berbinar.
"Kesambet apa sih?!"
"Hee, ngga Zah. Aku mau liatin kamu sesuatu. Nih!" ucapnya sambil memperlihatkan tiket berangkt umroh untuk bulan depan.
"Wahh, mashaAllah. Ini beneran?" Tanya Azizah memastikan.
"Iya dong! Dua minggu ini aku sibuk beresin kerjaan biar nanti kita berangkat aku ga diganggu. Soalnya sekalian kita liburan ke Dubai." terangnya
"HAH?! Seriusan?! Kamu ga bohong kan?!" teriaknya kemudian dan baru sadar kalo tiket ke Dubai juga ada di slide selanjutnya.
Azizah bangun dari kursi dan memeluk Dewa tanpa sadar. Akhirnya cita - citanya ke negri timur itu terwujud juga plus dengan berangkat umroh.
"Ehh... hehe maaf, makasih banyak ya Dewa." Ucap Azizah melepaskan pelukannya dari Dewa. Dewa berdeham masih kaget karena dipeluk istrinya tiba - tiba.
Selesai makan malam dan shalat Isha mereka memilih untuk menonton acara tv di kamar. Lebih tepatnya Azizah yang nonton sedangkan Dewa sibuk dengan tabletnya.
"Zah gimana toko kamu? Aku denger ada masalah disana?" tanyanya tiba - tiba.
"Kok tahu? Aku udah cerita ya?" rasanya gadis itu tidak cerita pada suaminya ini. Bahkan mereka baru berbicara saja malam ini.
"Apa sih yang aku ga tahu tentang kamu. Jadi gimana, udah selesai masalahnya?"
Azizah menceritakan singkat kejadian di toko yang didengarkan dengan baik. Dewa juga hanya tersenyum kagum dengan keputusan istrinya itu. Kalo orang lain mungkin Faiz itu akan di potong gajinya.
"Oh iya aku jadi inget, waktu kamu lamar aku. Kamu ga lagi jalan sama orang kan?"
"Ngga Zah, kenapa?"
"Gapapa nanya aja, takut aja ternyata aku jadi orang ketiga gitu."
"Ga lah, aku kan udah jelasin ke kamu bahkan bilang juga ke bapak waktu sebelum aku lamar kamukan."
Azizah ingat jelas semuanya, waktu Dewa dengan sangat yakin bahwa dia benar - benar single dihadapan Fadlan juga Azizah. Mungkin memang benar yang mengiriminya DM hanyalah mantan - mantan Dewa yang belum move on secara Dewa tiba - tiba aja nikah.
"Zah, aku tahu kamu pasti degdegan tidur sama suami ganteng kaya aku." godanya agar suasanya mencair. Azizah menatap Dewa malas, keputusannya untuk tidur sekasur dengan Dewa sudah ia pikirkan seminggu sebelumya. Ia baru menyadari bahwa suaminya itu selalau tidur di sofa bed padahal waktu itu mereka sudah sekasur.
"Siapa yang bilang, masih gantengan juga Ji Chang Wook!"
"Buktinya muka kamu merah, udah ga usah malu. Sini sekalian aku peluk biar tidurnya makin nyenyak."
"Pengennya kamu, dah tidur sana ah." balas Azizah dan menidurkan dirinya menghadap tembok.
***~***
"Tom! Azizah tiba - tiba nanyain." ucap Dewa tiba - tiba pada pria yang tengah meminum kopinya.
"Ngapain nanyain gua?" heran Tomi yang ditatap sinis sama Dewa
"Bukan nanyain lu, gila."
"Lah, santay bos. Mana gua tahu istri lu nanyain apa."
Betul juga Dewa bahkan belum jelasin apa - apa, "Iya dia tiba - tiba nanyain apa gua lagi jalan sama orang waktu lamar dia. Aneh ga sih tiba - tiba gitu."
"Mana gua tahu Wa. Kenapa ga lu tanya sendiri."
"Udah sih, cuman ya katanya si gapapa."
"Ya udah kalo gitu, positive thinking aja. Secara kan dia nikah sama mantan player macam lu gitu ya."
"Bangke lu. Dah ah balik kerja deh, ngopi mulu." Ujar Dewa sambil pergi dari cafe tempat mereka istirahat sejenak.
Disepanjang jalan menuju kantor Dewa masih aja kepikiran, ga mungkin ga ada hujan ga ada angin. Kalo ditanyain terus malah jadi mencurigakan. Tapi Dewa juga takut ada masalah dikemudian hari. Satu - satunya cara dia meminta tolong pada orang terpercaya. Salah satu kawannya Azizah.
Akhirnya Dewa tahu akar masalahnya dari Natsha sobat terdekat Azizah. Dewa berfikir keras siapa pemilik akun itu, seingatnya ia tidak mempunyai mantan yang sekasar itu. Ia meminta tolong pada Dhimas temannya di Jakarta untuk mencari tahu pemilik akun itu.
Hasilnya nihil hanya dapat nomer telepon dan alamat pembuatan akun tersebut yang bahkan tidak Dewa kenal sama sekali.
"Udah si, banyak - banyak do'a aja lu. Mungkin tu salah satu mantan lu yang iseng aja karena ga dinikahin sama lu." ucap Dhimas diakhir telepon mereka.
Dewa menghela nafas pasrah, semoga saja memang orang iseng.
***tbc***
Nah segini dulu ya, walaupun masih banyak kurang tapi semoga sedikit menghibur ya...
Jangan lupa untuk Vote & Comment nya ya Zheyeng~
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
