Dukun Bola

0
0
Deskripsi

Di sebuah kota yang dilupakan Tuhan, Persada Jaya bukanlah klub sepak bola, melainkan bangkai yang membusuk. Tercekik lilitan utang dan dirantai oleh kekalahan yang tak berkesudahan, harapan bukan lagi barang langka, melainkan hantu yang menertawakan mereka dalam tidur. Dalam keputusasaan total, sang manajer, Herman, akhirnya menyerah. Ia mengangkat telepon, dan dari seberang sana sebuah nama berbisik seperti ular—Mbah Gatho. Ini bukan lagi pertaruhan, ini adalah penyerahan diri pada kegelapan,...

Di sebuah kota yang dilupakan Tuhan, Persada Jaya bukanlah klub sepak bola, melainkan bangkai yang membusuk. Tercekik lilitan utang dan dirantai oleh kekalahan yang tak berkesudahan, harapan bukan lagi barang langka, melainkan hantu yang menertawakan mereka dalam tidur. Dalam keputusasaan total, sang manajer, Herman, akhirnya menyerah. Ia mengangkat telepon, dan dari seberang sana sebuah nama berbisik seperti ular—Mbah Gatho. Ini bukan lagi pertaruhan, ini adalah penyerahan diri pada kegelapan, karena di dasar neraka, satu-satunya jalan keluar adalah menjual jiwamu.

Sosok yang datang membawa keheningan ganjil, dengan tatapan mata yang tidak hanya menembus jiwa, tetapi juga membongkar semua ketakutan yang tersembunyi di dalamnya. Ritualnya adalah simfoni horor: bau kemenyan yang memualkan di tengah malam buta, gumaman mantra yang terasa mengikis udara, dan jimat yang ditanam di jantung lapangan seolah mengubur sisa-sisa akal sehat mereka. Lalu keajaiban busuk itu dimulai. Kemenangan demi kemenangan datang seperti wabah, lahir dari tiang gawang yang seolah hidup dan kiper lawan yang bergerak seperti boneka rusak. Pertanyaannya bukan lagi apakah ini kebetulan, melainkan seberapa besar harga yang harus mereka bayar pada kekuatan yang kini bermain bersama mereka.

Kemenangan menjadi candu yang mematikan. Latihan menjadi formalitas yang membosankan; strategi dilupakan. Persada Jaya tidak lagi bermain sepak bola, mereka hanya menunggu keajaiban terjadi. Para pemain berubah menjadi arogan dan kejam, meyakini diri mereka tak tersentuh, dilindungi oleh kekuatan gaib yang tak terlihat. Mereka bukan lagi tim, melainkan sekte pemuja Mbah Gatho. Di balik tatapan mata mereka yang kosong, teror sunyi mulai tumbuh: mereka telah lupa cara bermain, lupa cara berjuang. Mereka hanya tahu cara menanti keajaiban dari sang dukun.

Dengan tiket final di tangan, seluruh kota menyanjung mereka sebagai pahlawan. Namun, para pemain tahu kebenaran yang mengerikan: mereka adalah penipu. Seluruh fondasi kesuksesan mereka dibangun di atas mantra dan kemenyan. Keyakinan mereka kini telah bermutasi menjadi ketergantungan total. Mereka tidak lagi percaya pada kemampuan mereka sendiri, melainkan hanya pada kekuatan Mbah Gatho. Semua persiapan mental dan fisik menjelang laga puncak terfokus pada satu hal: menunggu ritual pamungkas yang dijanjikan sang dukun untuk mengunci gelar juara.

Malam sebelum pertarungan, udara terasa padat, sarat dengan firasat buruk. Jarum jam berdetak seperti hitungan mundur menuju eksekusi. Tim menunggu kedatangan sang dewa penyelamat untuk ritual terakhir, namun Mbah Gatho tidak pernah datang. Kepanikan mulai merayap seperti racun dingin, membekukan darah dan mengubah harapan menjadi gumpalan es di dalam dada. Dalam satu detik, seluruh semesta mereka meledak menjadi debu. Pilar gaib yang menopang jiwa mereka hancur, meninggalkan mereka telanjang dan gemetar di ambang pintu neraka yang sesungguhnya. Tanpa sihir, tanpa harapan, bagaimana mungkin mereka bisa menghadapi takdir esok hari?

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Diagnosis dari Google
0
0
Di pinggir lapangan, ia adalah bayangan yang menenangkan. Sosok yang muncul entah dari mana, tanpa masa lalu yang jelas, namun langsung dipercaya memegang nasib para atlet paling berharga di negeri ini. Mereka memanggilnya Dokter Azman. Wajahnya selalu tenang, bahkan ketika kepanikan melanda dan karier seorang pemain berada di ujung tanduk. Gerakannya presisi, tatapannya tajam, seolah ia bisa melihat menembus kulit dan mendiagnosis ketakutan itu sendiri. Tapi ketenangannya terlalu sempurna, keahliannya terlalu instan. Di antara para staf tim, bisik-bisik mulai terdengar: siapa dia sebenarnya sebelum tiba-tiba muncul di antara kita?Ada yang bilang, ia adalah seorang penyembuh dengan metode tak lazim. Namun, kebenarannya jauh lebih gelap dan banal. Jauh sebelum cahaya stadion menyentuhnya, Azman adalah arwah tanpa nama di belantara kota, seorang pria yang seharusnya terkubur dalam anonimitas. Ia tidak menempuh pendidikan di lorong-lorong universitas kedokteran yang sakral; ilmunya didapat dari sumber yang terlarang, sebuah pengetahuan instan yang dicurinya dari dunia lain melalui eter digital. Ia adalah anomali, sebuah kesalahan dalam sistem. Bagaimana mungkin seseorang bisa menghapus masa lalunya dan menulis ulang takdirnya menjadi seorang dokter dalam semalam?Setiap sentuhannya adalah pertaruhan. Setiap sarannya adalah bisikan maut yang bisa mengakhiri sebuah mimpi. Bahaya yang ia bawa bukanlah pisau bedah yang salah mengiris, melainkan kerusakan senyap yang merayap perlahan. Pemain yang tak kunjung pulih, cedera ringan yang menjadi kronis, atau karier yang meredup tanpa penjelasan. Dia adalah racun yang bekerja lambat di dalam sistem, menggerogoti fondasi kepercayaan dari dalam. Pertanyaannya bukan lagi apakah ia akan membuat kesalahan fatal, melainkan berapa banyak kerusakan yang telah ia tanamkan diam-diam?Kini, kegelapan di sekelilingnya mulai menipis. Seseorang mulai memperhatikan inkonsistensi dalam ceritanya, jeda sepersekian detik sebelum menjawab pertanyaan medis yang paling dasar. Sebuah keraguan kecil, seperti retakan di atas es tipis, mulai menyebar. Ada yang mengawasinya, mencoba menyusun kepingan teka-teki dari masa lalunya yang kosong. Saat sosoknya yang misterius itu akhirnya terseret ke dalam cahaya yang tak kenal ampun, apa yang akan mereka temukan? Seorang penipu biasa, atau sesuatu yang jauh lebih mengerikan?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan